Beranda | Artikel
Sebuah Catatan untuk Para Dokter: Mari Perbaiki Niat
Kamis, 20 Mei 2021

Bismillah wasshalatu wassalamu ‘ala rasulillah, amma ba’du.

Segala puji bagi Allah ﷻ atas limpahan nikmat dan karunia-Nya. Allah Zat Yang telah memberikan kita nikmat yang begitu banyak, terutama nikmat iman & Islam, serta nikmat mengenal sunnah dan berjalan di atasnya. Selawat serta salam semoga tercurah untuk  teladan kita Nabi Muhammad ﷺ.

Sebuah nikmat yang besar dari Allah Ta’ala adalah adalah ketika Dia memberikan amanat kepada seseorang untuk menjadi seorang dokter. Bahkan, ulama seperti Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu menyatakan pentingnya ilmu kedokteran. Beliau rahimahullahu mengatakan,

إنما العلم علمان: علم الدين، وعلم الدنيا، فالعلم الذي للدين هو: الفقه، والعلم الذي للدنيا هو: الطب.

“Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu agama dan ilmu dunia. Ilmu terkait agama yaitu (ilmu) fikih. Ilmu terkait dunia yaitu (ilmu) kedokteran” (Adab Asy-Syafi’i wamanaqibuhu, hal. 244).

Selayaknya sebagai bentuk rasa syukur akan nikmat ini, hendaknya para dokter menjaga nikmat tersebut dengan menjalankan profesinya sebaik mungkin berlandaskan ikhlas, dengan memurnikan niat, mengharap rida Allah Ta’ala. Di antara hal-hal yang bisa diniatkan sebelum mulai beraktifitas (memeriksa pasien dan selainnya) yaitu:

Pertama, mencari nafkah.

Sebagai bentuk melaksanakan kewajiban yang sudah Allah Ta’ala bebankan kepada para suami untuk menafkahi keluarganya. Allah Ta’ala berfirman,

وَٱلْوَٰلِدَٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ }

Dan ibu-ibu hendaklah  menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut” (Q.S. Al Baqarah 233).

Kedua, menjenguk orang sakit.

Dokter yang melakukan pemeriksaan atau visitasi kepada pasien maka sekaligus bisa meniatkan menjenguk pasien yang akan diperiksa. Di antara keutamaan menjenguk orang sakit sebagaimana yang Nabi  ﷺ sabdakan,

‌إذَا عَادَ الرَّجُلُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ مَشَى فِيْ خِرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan surga sehingga dia duduk. Apabila sudah duduk, maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari, maka tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar  mendapat rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari, maka  tujuh puluh ribu malaikat mendoakannya agar diberi rahmat hingga waktu pagi tiba” (HR. Ahmad 1: 81, Abu Daud no. 3099, disahihkan Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits As-Shohihah, 3: 353).

Dari hadis di atas banyak sekali keutamaan yang didapatkan oleh menjenguk orang yang sakit, yaitu:

  • Seakan-akan berjalan sambil memetik buah-buahan surga hingga dia duduk.
  • Apabila sudah duduk, maka diturunkan kepadanya rahmat dengan deras.
  • Jika menjenguk orang sakit di pagi hari, maka didoakan 70 ribu malaikat hingga sore.
  • Jika menjenguk orang sakit di sore hari, maka didoakan 70 ribu malaikat hingga pagi.

Baca Juga: Semangat Belajar dan Meneliti Ilmu Kedokteran

Ketiga, menjalankan sunnah Nabi ﷺ

Tenaga medis dapat meniatkan untuk menjalankan sunnah-sunnah Nabi ﷺ selama berinteraksi dengan pasien yang dihadapi. Di antara sunnah-sunnah tersebut adalah:

1) Mendoakan pasien agar sakitnya segera disembuhkan oleh Allah Ta’ala. Di antara doa-doa yang diajarkan Nabi ‘alaihi sholatu wa sallam,

لاَ بَأْسَ طَهُورٌ اِنْ شَآءَ اللّهُ

Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu (dari dosa-dosa), Insyaa Allah.” (HR. Bukhari no. 3616)

Atau doa,

أَسْأَلُ اللَّهَ العَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, agar menyembuhkan penyakitmu.”  (Shahih Al-Adabul Mufrod, 203)

2) Memenuhi hak sesama saudara muslim dengan mengucapkan salam dan menjenguknya.

‌حَقُّ ‌الْمُسْلِمِ ‌عَلَى ‌الْمُسْلِمِ ‌سِتٌّ» قِيلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللهِ؟، قَالَ: «إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

“Hak muslim pada muslim yang lain ada enam.” Lalu seorang sahabat bertanya, ”Apa saja hal tersebut wahai Rasulullah?” Lantas beliau bersabda, ”Apabila Engkau bertemu, ucapkanlah salam padanya. Apabila Engkau diundang, penuhilah undangannya. Apabila Engkau dimintai nasihat, berilah nasihat padanya. Apabila dia bersin lalu dia memuji Allah (mengucapkan ’alhamdulillah’), doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’). Apabila dia sakit, jenguklah dia. Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya (sampai ke pemakaman).” (HR. Muslim no. 2162)

Baca Juga: Profesi Dokter, Apakah Berpahala?

Keempat, menolong saudaranya

Meniatkan untuk menolong atau mengangkat kesusahan saudaranya. Karena siapa saja yang menolong atau memudahkan urusan saudaranya karena Allah di dunia, Allah Ta’ala akan mudahkan urusannya di dunia & akhirat. Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

“Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa yang memberi kemudahan orang yang kesulitan (utang), maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim no. 2699)

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita hidayah dan taufik-Nya agar kita bisa meluruskan niat kita dalam bekerja, agar pekerjaan yang kita dilakukan dapat tercatat sebagai amal salih dan menjadi sebab Allah Ta’ala merahmati kita untuk masuk surga-Nya. Wallahu a’lam.

Walhamdulillah rabbil ‘alamin. Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa alihi wa shahbihi ajma’in.

Baca Juga:

Penulis: Dimas Setiaji


Artikel asli: https://muslim.or.id/66032-sebuah-catatan-untuk-para-dokter-mari-perbaiki-niat.html